Home / Uncategorized / Kisah Perjuangan Ibnu Saud, Tokoh di Balik Berdirinya Arab Saudi

Kisah Perjuangan Ibnu Saud, Tokoh di Balik Berdirinya Arab Saudi

JEJAKSEJARAH – Kerajaan Arab Saudi adalah negara terbesar di Semenanjung Arab yang memiliki sejarah panjang dalam peradaban Islam. Di dalamnya terdapat dua kota suci, yaitu Makkah dan Madinah yang menjadi pusat ibadah bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia.

Pendiri negara ini adalah Abdul Aziz ibn Abdurrahman al-Saud, atau yang dikenal sebagai Ibnu Saud. Ia merintis berdirinya Arab Saudi dengan menaklukkan berbagai wilayah di Jazirah Arab hingga akhirnya memproklamasikan kemerdekaan pada 23 September 1932.

Mengenal Ibnu Saud
Dikutip dari laman Britannica, Abdul Aziz bin Saud lahir di Riyadh pada November 1880 dari pasangan Abdul Rahman ibn Faisal dan Sara binti Ahmad al-Kabir Sudayri. Sejak kecil, ia tumbuh dalam lingkungan keluarga bangsawan yang memiliki pengaruh besar di Najd.

Namun, masa remajanya diwarnai dengan keterpurukan setelah keluarganya kehilangan kekuasaan. Pada tahun 1891, kedudukan mereka di Riyadh direbut oleh Muhammad bin Rasyid, memaksa Ibnu Saud dan ayahnya melarikan diri ke Kuwait.

Kehidupan di pengasingan tidaklah mudah, dan keluarga Saud jatuh dalam kemiskinan. Meski begitu, pengalaman pahit ini justru membentuk ketangguhan Ibnu Saud dalam menghadapi berbagai rintangan.

Di Kuwait, ia banyak belajar tentang strategi politik dan kepemimpinan. Lingkungannya yang penuh dengan dinamika kekuasaan memberinya wawasan luas tentang intrik politik di dunia Arab.

Tak jarang, Ibnu Saud menyaksikan langsung berbagai pertikaian akibat konflik internasional. Dari pengalaman itulah, ia semakin memahami cara bertahan dan merebut kembali tanah airnya

Kisah Ibnu Saud Merebut Riyadh
Dirangkum dari buku Sejarah Peradaban Islam dari Klasik hingga Modern oleh Siti Maryam, dkk, perjuangan Ibnu Saud dimulai dengan merebut kembali tanah keluarganya dari kekuasaan Dinasti Rashidi.

Pada 1902, saat berusia 21 tahun, ia bersama pasukan keluarga dan saudaranya berhasil merebut kembali Riyadh dengan membunuh Gubernur Rashidi.

Setelah mengamankan Riyadh, Ibnu Saud terus memperluas kekuasaannya. Pada 1912, dengan bantuan dukungan dari Gerakan Wahabi, ia berhasil menaklukkan Najd dan semakin mengukuhkan pengaruhnya di wilayah tersebut.

Perjuangannya tidak berhenti hanya sampai di situ karena Dinasti Rashidi masih berkuasa di beberapa wilayah. Akhirnya, pada 1922 Ibnu Saud berhasil mengalahkan Dinasti Rashidi sepenuhnya yang menandai berakhirnya kekuasaan mereka di Tanah Arab.

Ekspansi Ibnu Saud berlanjut dengan menargetkan kota-kota suci Islam. Pada 1924, ia merebut Mekkah dari Syarif Husain bin Ali, disusul dengan penguasaan Madinah dan Jeddah pada tahun 1925.

Tepat pada 8 Januari 1926, Ibnu Saud dinobatkan sebagai Raja Hijaz dalam sebuah upacara di Masjidil Haram di Makkah. Dengan penguasaan atas sebagian besar wilayah Jazirah Arab, ia semakin dekat dengan cita-citanya untuk menyatukan negeri itu.

Pada tahun 1932, setelah berhasil menyatukan wilayah Hijaz dan Najd, Ibnu Saud secara resmi menamakan negaranya sebagai Arab Saudi. Nama “Saudi” diambil dari nama keluarganya, yaitu Al-Saud, yang menandakan pengaruh besar keluarganya dalam pembentukan negara tersebut.

Setelah mendirikan kerajaan ini, Ibnu Saud mulai membangun negaranya agar lebih makmur. Tanah Arab Saudi yang sebelumnya tandus berubah menjadi wilayah kaya raya berkat penemuan sumber minyak bumi pada 1932 yang menjadi penopang ekonomi Arab Saudi.

Selain mengelola sumber daya alam, Ibnu Saud juga membangun berbagai fasilitas untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Ia menghapus ikatan suku yang membatasi penduduknya dan mulai membangun pemerintahan yang lebih modern serta stabil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *