KTT BRICS di Brasil melibatkan 10 negara anggota dan sembilan negara mitra.
Brasil menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang bakal digelar pada 6-7 Juli 2025 di Rio de Janeiro. KTT BRICS 2025 melibatkan sepuluh negara anggota penuh dan sembilan negara mitra.
Kelompok BRICS – singkatan dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan – sejak lama dipandang sebagai kekuatan baru dalam peta politik dan ekonomi global. Aliansi ini mewakili lebih dari 40 persen populasi dunia serta menyumbang sekitar sepertiga produk domestik bruto (PDB) global.
Bukan hanya sebagai kekuatan ekonomi, BRICS berperan penting sebagai penyeimbang dominasi Barat, sekaligus pendorong terwujudnya tatanan dunia yang lebih inklusif di tengah pengaruh dominasi historis negara-negara Barat.
Mengutip dari Britannica, istilah BRIC pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Goldman Sachs, Jim O’Neill, pada 2001. Awalnya, sebutan itu merujuk pada empat negara dengan laju pertumbuhan ekonomi pesat, yang diprediksi bakal menjadi kekuatan dominan pada ekonomi global 2050. Empat negara tersebut adalah Brasil, Rusia, India, dan Cina.
Pertemuan pertama negara-negara BRIC berlangsung di sela-sela Majelis Umum PBB pada 2006. Tiga tahun berselang, keempat negara ini menggelar KTT perdana di kota Ekaterinburg, Rusia, yang menegaskan komitmen terhadap tatanan dunia multipolar. Afrika Selatan kemudian bergabung pada 2011, mengubah akronim menjadi BRICS.
Sejak itu, BRICS terus berkembang sebagai organisasi antarpemerintah yang mendorong integrasi ekonomi dan koordinasi geopolitik di antara negara-negara anggotanya. Salah satu agenda penting adalah menciptakan alternatif lembaga global seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), serta mendorong penggunaan mata uang sendiri untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.
Seiring waktu, jumlah keanggotaan BRICS pun bertambah. Pada KTT BRICS 2023 di Afrika Selatan, kelompok tersebut mengumumkan penambahan enam negara sebagai anggota baru, yakni Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, Ethiopia, dan Argentina. Namun, tak lama setelah dilantik sebagai Presiden Argentina Javier Milei memutuskan menarik negaranya dari proses keanggotaan BRICS.
Sementara itu, lima negara lainnya resmi bergabung pada 2024, meski Arab Saudi hingga kini belum menyelesaikan proses keanggotaannya secara formal. Indonesia kemudian resmi menjadi anggota penuh BRICS mulai 6 Januari 2025. Istilah BRICS+ kerap digunakan untuk merujuk pada fase perluasan keanggotaan ini.
Menurut situs resmi BRICS, saat ini kelompok tersebut beranggotakan sebelas negara, terdiri dari lima negara pendiri yakni Brasil, Cina, India, Rusia, dan Afrika Selatan, ditambah enam anggota baru yang resmi bergabung pada 2024-2025, yaitu Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Selain anggota penuh, kelompok ini juga memiliki kategori negara mitra yang dibentuk melalui mandat Deklarasi Johannesburg dan diumumkan pada KTT Kazan 2024. Sejauh ini, negara mitra BRICS meliputi Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Uganda, dan Uzbekistan. Di bawah kepemimpinan Brasil sebagai Ketua BRICS pro tempore, Vietnam resmi diumumkan sebagai negara mitra kesepuluh.