Berikut ini adalah sejarah penetapan Hari Internasional Nelson Mandela, yang ditetapkan PBB setiap 18 Juli.
Setiap tanggal 18 Juli, masyarakat dunia memperingati Hari Internasional Nelson Mandela, sosok legendaris yang dikenal luas karena perjuangannya dalam menghapus praktik apartheid di Afrika Selatan.
Mengutip laman Indonesia UN, hari ini menjadi momen refleksi atas nilai-nilai perdamaian, keadilan, dan kebebasan yang diperjuangkan Mandela sepanjang hidupnya.Peringatan tahunan ini mulai ditetapkan secara resmi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada November 2009. Dalam deklarasinya, PBB menyatakan bahwa 18 Juli, yang bertepatan dengan hari lahir Nelson Mandela, akan diperingati sebagai Hari Internasional Nelson Mandela. Tujuan utama penetapan ini adalah untuk menghormati kontribusi Mandela terhadap budaya perdamaian dan kebebasan global.
Melalui laman resminya, PBB menyebut bahwa peringatan ini menjadi pengingat atas warisan Mandela yang telah mengubah arah sejarah abad ke-20 dan memengaruhi wajah dunia di abad ke-21. Peringatan ini juga mengajak masyarakat dunia untuk meneladani semangat keteguhan, pengabdian terhadap keadilan, dan penghormatan atas hak asasi manusia yang diperjuangkan Mandela.
Nelson Mandela dikenal sebagai tokoh perdamaian yang secara konsisten menolak kekerasan dan memperjuangkan rekonsiliasi antar kelompok etnis. Pada 1991, ia dianugerahi Houphouët-Boigny Peace Prize dari UNESCO atas kiprahnya dalam menciptakan perdamaian. Mandela juga diangkat sebagai Duta Besar Niat Baik UNESCO.
Warisan Mandela sejalan dengan misi UNESCO, yakni memperjuangkan kesetaraan dan martabat manusia serta mendorong dialog lintas budaya demi terciptanya perdamaian yang langgeng. Tak hanya di negaranya, nilai-nilai Mandela menjadi inspirasi global dalam memperjuangkan keadilan dan toleransi.
Latar Belakang Kehidupan Mandela
Nelson Rolihlahla Mandela lahir di Mvezo, Afrika Selatan, pada 18 Juli 1918. Ia berasal dari klan Madiba dalam suku Tembu yang berbahasa Xhosa. Ayahnya, Nkosi Mphakanyiswa Gadla Mandela, adalah penasihat utama bagi pemimpin Thembu, Jongintaba Dalindyebo, yang kemudian menjadi pengasuh Mandela setelah ayahnya meninggal saat ia berusia 12 tahun.
Mandela mendapatkan nama “Nelson” dari gurunya di sekolah dasar Qunu, mengikuti kebiasaan kolonial saat itu untuk memberikan nama Inggris kepada siswa. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Clarkebury Boarding Institute dan Healdtown, sebelum menempuh pendidikan tinggi di University College of Fort Hare dan University of Witwatersrand, meskipun tidak menyelesaikannya hingga akhirnya lulus dari University of South Africa pada 1989.
Pada awal 1940-an, Mandela bekerja sebagai penjaga keamanan di tambang emas, kemudian sebagai juru tulis hukum. Pada 1944, ia bergabung dengan Liga Pemuda Kongres Nasional Afrika (ANC), yang menyerukan perubahan radikal terhadap sistem apartheid.
Perjuangannya membuatnya ditangkap pada Desember 1956 bersama lebih dari 100 orang lainnya atas tuduhan makar. Ia dibebaskan pada 1961, dan pada tahun-tahun berikutnya terus terlibat dalam gerakan bawah tanah menentang pemerintahan kulit putih.
Puncaknya terjadi pada 12 Juni 1964, ketika Mandela dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan dikirim ke Pulau Robben. Selama 18 tahun, ia mendekam dalam kondisi berat, termasuk terserang tuberkulosis. Pada 1982, ia dipindahkan ke Penjara Pollsmoor di daratan dan akhirnya dibebaskan pada 11 Februari 1990, sembilan hari setelah larangan terhadap ANC dicabut.
Kebebasannya menandai babak baru bagi Afrika Selatan. Mandela memimpin perundingan damai dengan Presiden FW de Klerk yang kemudian menghapus sistem apartheid. Pada 1994, Afrika Selatan menggelar pemilu multiras pertama, dan Nelson Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama secara demokratis.
Sebagai presiden, Mandela membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (TRC) untuk mengungkap pelanggaran HAM selama rezim apartheid. Ia juga meluncurkan program sosial untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kulit hitam yang sebelumnya termarjinalkan.
Hari Internasional Nelson Mandela bukan sekadar peringatan simbolis, tetapi juga seruan global untuk meneruskan semangat solidaritas, pengampunan, dan keadilan yang diwariskan oleh Mandela. Dalam setiap peringatan 18 Juli, masyarakat dunia diundang untuk mendedikasikan 67 menit waktunya untuk melakukan aksi sosial.





