Wanita anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh tahun 1999. GAM secara resmi berdiri pada 4 Desember 1976. Hasan Tiro mendeklarasikan perlawanan kepada pemerintah Indonesia di Perbukitan Halinon, Pidie. Hasan mengangkat dirinya sebagai Wali Nanggroe (kepala negara). Dok. Tempo/Donny Metri
Tentara Gerakan Aceh Merdeka di Aceh Barat, Aceh, 1999. Pemicu Konflik ini adalah kemarahan atas penyelenggaraan pemerintahan Aceh yang didominasi orang Jawa dan eksploitasi atas kekayaan alam Aceh yang tidak memberikan hasil yang adil bagi masyarakat Aceh. Dok. Tempo/Berdnard Chaniago
Pasukan Srikandi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada hari jadi GAM ke-23 di Aceh, 1999. Meningkatnya produksi minyak bumi yang dihasilkan Aceh pada 1970-an dan 1980-an dengan nilai 1,3 milliar dolar Amerika tidak memperbaiki kehidupan sosial masyarakat Aceh. Sebagian besar dari pendapatan di Aceh diserap oleh petinggi pemerintahan di Jakarta. Dok. Tempo/Bernard Chaniago
Perayaan hari jadi Gerakan Aceh Merdeka ke-23 di Aceh, 1999. Perlawanan di Aceh digelorakan lagi oleh GAM pada akhir 1999 dengan menyasar pejabat pemerintahan lokal dan penduduk pendatang dari Jawa. Modal gerilya baru didapat dengan cara menyelundupkan senjata ilegal dari Thailand. Dok. Tempo/Bernard Chaniago
Anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di daerah pedalaman Aceh Utara, 2002. Pembicaraan terkait perdamaian sebenarnya sudah dilakukan antara GAM dan pemerintah sejak 1990-an, namun tak pernah mencapai kesepakatan damai yang ideal. Bencana tsunami raksasa yang menyapu Aceh pada 26 Desember 2004 menjadi faktor penting yang membuat GAM kian lemah usai pemerintah Indonesia mematahkan gelombang perlawanan ketiga mereka. Dok. Tempo/Bernard Chaniago
Penyerahan senjata milik anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) kepada Aceh Monitoring Mission (AMM) di Blang Padang, Banda Aceh, 2005. Setelah melewati perundingan yang rumit selama setengah tahun, dan terakhir pada perundingan putaran kelima, GAM akhirnya setuju tetap berada di dalam Republik Indonesia. Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM di Helsinki, Finlandia pada 17 Juli 2005. Penandatanganan nota kesepakatan damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Dok. Tempo/Arie Basuki