Direktur Museum van Gogh mengatakan, negosiasi dua tahun dengan Kementerian Kebudayaan Belanda mengenai pendanaan renovasi menemui jalan buntu.
MUSEUM Van Gogh di Amsterdam, Belanda, yang menyimpan koleksi karya salah satu seniman terbesar di dunia, terancam ditutup. Hal itu akibat perseteruan sengit mengenai pendanaan antara pengelola Museum van Gogh dengan Kementerian Kebudayaan Belanda.
Dilansir New York Times, museum ini membutuhkan renovasi untuk melestarikan lebih dari 200 lukisan dan hampir 500 gambar karya Vincent van Gogh. Klaim tersebut didukung oleh sebuah komite independen, yang menyuarakan kekhawatiran serius tentang gedung tersebut dalam sebuah laporan yang diterbitkan tahun lalu.
Direktur Museum Van Gogh Emilie Gordenker mengatakan bahwa negosiasi selama dua tahun dengan kementerian mengenai pendanaan telah menemui jalan buntu. Ia mengatakan, situasi yang terus berlanjut ini akan berbahaya bagi seni dan pengunjung museum. “Ini adalah hal terakhir yang kami inginkan — tetapi jika sampai seperti itu, kami harus menutup gedung ini,” kata Gordenker, yang memimpin museum pada 2020 selama pandemi Covid-19.
Mengajukan Tambahan Subsidi
Museum telah mengajukan permohonan peningkatan subsidi pemerintah tahunan sebesar 2,5 juta euro atau sekitar Rp 48 miliar dari sekitar 85 juta euro atau Rp 163 miliar. Peningkatan ini untuk membiayai perbaikan sistem pengatur suhu dan lift, serta untuk meningkatkan keselamatan, keamanan, dan keberlanjutan dari kebakaran. Namun, Kementerian menyatakan bahwa museum harus menanggung sendiri kekurangan tersebut.
Museum telah mengajukan gugatan hukum terhadap negara yang kemungkinan akan berujung pada sidang pengadilan dalam beberapa bulan mendatang. Gugatan tersebut menyatakan bahwa negara Belanda melanggar perjanjian 1962 yang ditandatangani dengan Yayasan Vincent van Gogh. Yayasan itu didirikan pada 1960 oleh V.W. van Gogh, keponakan sekaligus ahli waris sang seniman, untuk melestarikan koleksi besar karya seni yang tidak terjual ketika sang seniman meninggal dunia.
Berdasarkan perjanjian tersebut, negara bagian berjanji untuk membangun sebuah museum di pusat kota Amsterdam dan memastikan pelestarian material koleksi-koleksi tersebut. Tidak ada satu pun karya yang tersisa dalam keluarga; seluruh koleksi pribadi Vincent van Gogh, yang saat ini bernilai miliaran dolar, diwariskan kepada yayasan untuk museum.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian menyatakan bahwa subsidi untuk Museum Van Gogh jumlahnya tetap, disesuaikan dengan inflasi setiap tahun. “Subsidi dihitung berdasarkan metodologi yang digunakan untuk semua museum nasional,” demikian pernyataan tersebut.
Kementerain juga menyatakan bahwa penggunaan metodologi penghitungan subsidi dan dampaknya bagi Museum Van Gogh bukan merupakan pelanggaran perjanjian tahun 1962.
Menarik 57 Juta Pengunjung sejak Dibuka
Museum van Gogh merupakan harta nasional Belanda yang menarik sekitar 1,8 juta pengunjung pada 2024. Museum jadi yang kedua paling banyak dikunjungi di Amsterdam, setelah Rijksmuseum. Sejak dibuka, museum ini telah menyambut hampir 57 juta pengunjung secara total – dan jumlah tersebut mencapai puncaknya sekitar 2,6 juta pada tahun 2017, menurut Euronews.
Renovasi museum diperkirakan menelan biaya 104 juta euro atau sekitar Rp 2 triliun, sebagian besar dialokasikan untuk pemeliharaan dan modernisasi struktural dan untuk langkah-langkah keberlanjutan. Selain itu, sedikit dari dana itu untuk perbaikan lainnya, ungkap pihak museum.
Sebagai museum publik dengan pendapatan tertinggi di Belanda, Museum van Gogh menanggung sekitar 85 persen anggarannya dari pendapatan seperti penjualan tiket dan pendapatan dari toko dan kafenya. Namun, museum mengatakan membutuhkan lebih banyak dana untuk renovasi karena penutupan sebagian museum selama tiga tahun renovasi akan menyebabkan kerugian pendapatan.